Site icon Puskesmas Arjowinangun

Obesitas, Apa Penyebab dan Bagaimana Cara Mencegahnya?

Halo Nawk Tahes!

Tanggal 4 Maret 2024 diperingati sebagai Hari Obesitas Sedunia. Tahun 2030 diperkirakan 1 dari 5 wanita dan 1 dari 7 pria akan hidup dengan obesitas (kurang lebih dari 1 miliar orang di seluruh dunia). Namun nawak tahes tahukah apa obesitas itu? Yuk kita simak artikel berikut.

Obesitas adalah kondisi penumpukan lemak berlebih akibat ketidakseimbangan asupan energi yang masuk dengan energi yang digunakan dalam jangka waktu yang lama. Seseorang dikatakan obesitas apabila skala Indeks Massa Tubuh (IMT) lebih dari 27,0. Obesitas merupakan masalah kesehatan global yang harus ditangani karena berkaitan dengan kejadian penyakit tidak menular (PTM) dan menjadi penyebab kematian pada 2.8 juta jiwa setiap tahunnya.

Obesitas dapat menjadi penyebab munculnya atau memperparah kondisi penyakit-penyakit kronis seperti jantung koroner, stroke, hipertensi, diabetes mellitus, dan lain-lain. Menurut WHO, terdapat 650 juta orang dewasa yang mengalami obesitas. Sementara pada tahun 2020 ada sebanyak 39 juta anak kurang dari 5 tahun yang menderita obesitas. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018, terdapat 625.000 atau 22% orang dewasa di Indonesia yang mengalami obesitas.

Obesitas disebabkan oleh beberapa faktor yaitu genetik, lingkungan, obat-obatan, dan hormonal. Berikut adalah faktor risiko obesitas

Faktor Genetik

Anak yang lahir dari orang tua obesitas lebih berisiko mengalami obesitas daripada anak yang lahir dari orang tua dengan berat badan ideal. Menurut peneliti setidaknya ada 15 gen yang mempengaruhi obesitas pada seseorang.

Pola Makan yang Tidak Sehat

Beberapa perilaku makan yang tidak sehat antara lain: (a) Mengkonsumsi lebih banyak kalori daripada kalori yang digunakan. Kebutuhan kalori seseorang berbeda tergantung jenis kelamin, usia, dan aktivitas fisik yang dilakukan. (b) Mengkonsumsi lemak jenuh berlebih. Total konsumsi lemak jenuh yang dikonsumsi seharunya tidak lebih dari 10% dari total kebutuhan kalori per individu. (c) Konsumsi makanan yang tinggi gula. Sama halnya dengan lemak jenuh, konsumsi gula juga harus dibatasi yakni kurang dari 10% dari total kebutuhan kalori per hari.

Kurang Aktivitas Fisik

Kurang aktivitas fisik disertai dengan tingginya screen time (menonton TV, komputer, video game dll) dikaitkan dengan IMT yang tinggi. Mayoritas orang dewasa setidaknya melakukan aktivitas 150 menit per minggu atau minimal 30 menit per hari.

Tidak Mendapatkan Tidur yang Cukup dan Berkualitas

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kurang tidur atau tidur yang tidak berkualitas berkaitan dengan IMT yang tinggi. Tidur kurang dari 7 jam per hari dapat mempengaruhi hormon yang mengontrol rasa lapar. Dengan kata lain kualitas tidur yang tidak baik akan membuat seseorang makan berlebihan, atau tidak mengenali sinyal bahwa tubuh kita sudah kenyang.

Stress

Stress jangka pendek maupun jangka panjang dapat mempengaruhi otak dan memicu tubuh memproduksi hormon kortisol yang bertuga mengontrol keseimbangan energi beserta rasa lapar. Hormon ini dapat membuat seseorang makan berlebih sehingga berisiko menyimpan lebih banyak lemak dalam tubuh.

Kondisi Kesehatan Tertentu

Beberapa kondisi tertentu misal sindrom metabolik dan polycystic ovary syndrome menyebabkan seseorang bertambah berat badannya. Kondisi medis ini harus ditangani agar berat badan seseorang berada dalam rentang normal.

Obat-Obatan

Beberapa obat-obatan dapat menyebabkan peningkatan berat badan melalui gangguan sinyal yang memberi tahu otak bahwa anda sedang lapar.

Lingkungan

Lingkungan Anda dapat berkontribusi terhadap pola makan yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik. Lingkungan Anda mencakup semua bagian tempat Anda tinggal dan bekerja, bangunan tempat Anda bekerja atau berbelanja, jalan, dan ruang terbuka. Jenis restoran dan jumlah ruang hijau yang Anda miliki dapat berkontribusi terhadap kelebihan berat badan dan obesitas.

Lantas bagaimana cara mencegahnya?

Berikut adalah tips yang bisa nawak tahes ikuti agar terhindar dari obesitas

  1. Mengatur pola makan yang sehat dan bergizi dengan cara konsumsi aneka ragam pangan, cara pengolahan pangan dan jadwal makan yang tepat.
  2. Perbanyak konsumsi buah dan sayur minimal 5 pori perhari atau setara 450gram per hari.
  3. Batasi asupan gula, garam, dan lemak. Gula 4 sendok makan, garam 2 sendok teh, dan lemak 5 sendok makan per orang per hari.
  4. Lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit per hari.
  5. Hindari rokok dan alkohol.
  6. Jaga berat badan ideal.

REFERENSI

National Health Service UK. 2019. Health A to Z Obesity.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI. 2019. Laporan Nasional Riskesdas 2018. Jakarta: Lembaga Penerbit Balitbangkes

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/429/obesitas

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1389/yuk-kenali-pencegahan-obesitas

https://www.nhlbi.nih.gov/health/overweight-and-obesity/causes

Exit mobile version