Halo nawak tahes!
Penyakit Poliomyelitis atau biasa dikenal dengan Polio atau Lumpuh Layu merupakan penyakit infeksi virus akut pada batang otak dan sumsum tulang belakang yang menyebabkan kerusakan dan kelumpuhan neuron motorik permanen.
Kasus polio pertama kali ditemukan sekitar 1580 – 1350 SM. Tahun 1988 WHO menginisiasi program Global Polio Eradication (GPEI) dan dapat menurunkan kasus polio di dunia hingga 99% dari sekitar 350.000 kasus di lebih dari 125 negara endemi. Di Indonesia, virus polio liar sudah tidak ditemukan sejak tahun 1996. Namun tahun 2005 terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat polio importasi di daerah Jawa Barat dan menyebar di 10 provinsi. Jawa Timur mencatat ada 45 kasus polio yang disebabkan oleh virus dari vaksin (VDPV) meliputi wilayah Pulau Madura dan Probolinggo. Selain itu ditemukan juga kasus Virus Polio Liar (VPL) di Aceh pada Tahun 2006. Tahun 2022 hingga 2023 dilaporkan beberapa kasus polio di Aceh dan Purwakarta Jawa Barat. Kasus Polio VDPV2 Polio terbaru dilaporkan dari Kab. Klaten Jawa Tengah dan 1 kasus VDPV2 di Pamekasan di akhir tahun 2023.
Virus polio masuk ke dalam golongan Human Enterovirus yang bereplikasi di usus dan dikeluarkan melalui tinja. Virus tersebut ditularkan dari orang ke orang melalui fecal-oral atau melalui media (makanan dan air) yang terkontaminasi. Polio banyak menyerang anak-anak usia di bawah 5 tahun. Namun polio juga dapat menyerang siapa saja terutama yang tidak mendapatkan vaksinasi polio.
Masa inkubasi virus polio adalah 3-6 hari dan kelumpuhan terjadi pada hari ke 7 hingga 21. Mayoritas kasus polio (90%) tidak memiliki gejala atau gejala ringan. Gejala awal infeksi polio dapat berupa demam, kelelahan, sakit kepala, mual muntah, leher kaku, dan nyeri tungkai. Satu dari 200 infeksi polio menjadi kelumpuhan permanen (biasanya pada kaki). Di antara kelumpuhan tersebut, 5-10% kasus meninggal karena otot pernafasannya tidak berfungsi.
Saat ini belum ada obat untuk penyakit polio, sehingga tatalaksana yang dilakukan difokuskan pada tindakan suportif dan pencegahan terjadinya kecacatan. Meskipun tidak ada obatnya, polio masih bisa dicegah penularannya yakni dengan imunisasi dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Untuk mencegah terkenan penyakit polio, nawak tahes dapat menerapkan tips berikut ini:
- Melengkapi status imunisasi polio pada bayi
- Tidak BAB sembarangan atau di sungai
- BAB di jamban yang sehat
- Mencuci bersih bahan makanan sebelum diolah
- Mengkonsumsi makanan dan minuman matang
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah dari toilet, sebelum makan, setelah menceboki bayi, dan sebelum memegang bayi.
REFERENSI
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/penyakit-virus/poliomyelitis-penyakit-virus-polio
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/poliomyelitis