ARTIKEL

CACAR MONYET, APA YANG HARUS KITA WASPADAI?

Lihat gambar sumber 

Baru-baru ini cacar monyet santer terdengar di beberapa media massa setelah berita tentang hepatitis misterius. Sebenarnya apa itu cacar monyet dan bagaimana kita harus menyikapinya?

Monkeypox atau biasa disebut dengan cacar monyet, pertama kali ditemukan pada koloni kera yang dijadikan subjek penelitian di Denmark pada tahun 1958. Cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox dan merupakan penyakit zoonosis (ditularkan melalui binatang). Infeksi monkeypox telah banyak ditemukan pada beberapa spesies hewan seperti monyet, tikus, dan tupai. Pada bulan Mei 2022, Inggris Raya melaporkan adanya kasus cacar monyet pada seorang warganya setelah berkunjung ke Nigeria. Pertengahan bulan April, Amerika juga melaporkan satu kasus warga yang datang dari Kanada. Namun hingga artikel ini dipublikasikan, di Indonesia belum melaporkan adanya kasus cacar monyet. 

Lantas seperti apa tanda dan gejala cacar monyet?

Gejala cacar monyet diawali dengan demam, sakit kepala, pembengkaan kelenjar getah bening pada leher, ketiak, atau selangkangan, nyeri pada punggung dan otot hingga adanya rasa lemas. Setelah gejala awal ini muncul, akan muncul ruam atau lesi pada kulit dalam 1 hingga 3 hari. Ruam dan lesi biasanya muncul pertama kali di wajah dan menyebar ke bagian tubuh lain. Ruam atau lesi berkembang mulai dari bintik merah kemudian melepuh kemudian mengeras dan rontok dalam kurun waktu kurang lebih 3 minggu.

Bagaiamana penularan cacar monyet itu?

Monkeypox dapat menular melalui kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi, atau benda yang terkontaminasi virus monkeypox. Penularan dari hewan ke manusia dapat melalui cakaran atau gigitan hewan atau mengkonsumsi daging hewan yang terinfeksi monkeypox. Virus monkeypox dapat menyebar melalui kontak langsung cairan tubuh atau luka pada orang yang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi seperti baju dan linen pasien. Penularan antar manusia terjadi terutama melalui kontak langsung dengan luka, keropeng, atau cairan tubuh. Virus juga dapat menular melalui sekresi saluran pernafasan, atau menyentuh bagian tubuh yang terdapat luka akibat cacar monyet. Sampai saat ini, penularan melalui cairan mani atau vagina masih dalam proses penelitian.

Bagaimana upaya pencegahan yang dapat kita lakukan?

Upaya pencegahan yang dapat kita lakukan adalah sebagai berikut;

  • Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan dengan air dan sabun, atau menggunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol.
  • Menghindari kontak langsung dengan tikus atau primata dan membatasi pajanan langsung dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik.
  • Menghindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi, termasuk tempat tidur atau pakaian yang sudah dipakai penderita.
  • Menghindari kontak dengan hewan liar atau mengkonsumsi daging yang diburu dari hewan liar (bush meat)
  • Pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terjangkit monkeypox agar segera memeriksakan dirinya jika mengalami gejala-gejala demam tinggi yang mendadak, pembesaran kelenjar getah bening dan ruam kulit, dalam waktu kurang dari 3 minggu setelah kepulangan, serta menginformasikan kepada petugas kesehatan tentang riwayat perjalanannya.
  • Petugas kesehatan agar menggunakan sarung tangan, masker dan baju pelindung saat menangani pasien atau binatang yang sakit

Referensi:

Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan RI. 2022. Frequently Asked Question (FAQ) Monkeypox. (https://covid19.kemkes.go.id/situasi-infeksi-emerging/frequently-asked-questions-faq-monkeypox)

Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 2022. Monkeypox  (https://www.cdc.gov/poxvirus/monkeypox/index.html)